Mengapa harus jadi Katak yang TULI?

Alkisah di negeri dongeng. Terdapat kerajaan katak yang dipimpin oleh seekor Raja Katak. Raja sangat menyukai perlombaan. Setiap tahunnya Raja selalu membuat perlombaan untuk para rakyatnya dengan memberikan hadiah yang sangat besar.
Pada suatu hari Raja memberikan pengumuman kepada seluruh rakyatnya bahwa akan diadakan perlombaan dengan hadiah yang sangat besar. Raja berkata “Siapa yang bisa sampai pada puncak menara tertinggi tersebut ialah pemenangnya dan berhak mendapatkan hadiah yang sangat besar ini” Tentu saja hal ini disambut gembira oleh rakyatnya. Banyak katak yang mendaftarkan dirinya untuk mengikuti perlombaan tersebut.
Ketika perlombaan dilaksanakan, semua rakyat katak sangat antusias berkumpul untuk memberikan dukungan kepada yang mengikuti perlombaan tersebut. Hari itu sangat ramai sekali oleh para peserta dan juga pendukungnya.
Seketika itu Raja memberikan aba-aba bahwa perlombaan dimulai.
1…. 2…. 3… GO!!!
Para katak berlari sekencang-kencangnya untuk bisa mencapai puncak menara tersebut dan bisa mendapatkan hadiah itu. Para pendukung bersorak untuk jagoannya masing-masing.

Namun, setengah jam berlalu masih belum ada yang mampu mencapai puncak menara tersebut. Satu persatu dari peserta perlombaan itu mulai kelelahan dan menyerah.
“Padahal kupikir ini mudah dan aku bisa jadi juara, tapi ternyata sulit sekali..” kata salah satu katak
Namun hal ini tidak mempengaruhi beberapa katak yang masih bersemangat dan berhasil melewati setengah dari menara tinggi itu. Semakin tinggi menara itu dipanjat, ternyata membuat para peserta mengalami kelelahan yang luar biasa. Beberapa dari mereka akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan karena sudah sangat lelah, dan hanya tersisa beberapa saja dari katak muda yang tetap berusaha untuk mencapai puncak menara.
Teriakan dari penonton perlahan berubah menjadi teriakan yang berubah 180 derajat. Bukan lagi memberi semangat melainkan sebuah hujatan pada para peserta
“Sudah…jangan dilanjutkan, nanti kamu terjatuh dan terluka! Menyerah sajalah!!”
“Mustahil bisa mencapai puncak menara, itu sangat sulit untuk kalian!”
“Tidak akan ada yang bisa mencapai puncak, jangan paksakan diri kalian”
“Tidak ada kesempatan untuk berhasil…Menaranya terlalu tinggi…!!
“Bodoh sekali kalian perlombaan ini hanya buang-buang waktu saja! Kalian tidak akan berhasil!!”
Hal ini membuat makin banyak katak yang akhirnya memutuskan untuk mundur dan menyerah.
Namun, masih tersisa seekor katak yang masih terus berjuang menaiki puncak menara tersebut dengan penuh semangat. Sampai pada akhirnya katak itu berhasil menuju puncak menara tersebut.
Raja dan penontonpun terheran-heran atas kegigihan katak itu. Lantas apa yang membuat katak ini terus semangat menuju puncak menara itu ???
Lalu Rajapun bertanya kepada katak tersebut, namun tidak ada jawaban olehnya atas pertanyaan tersebut. Dan dari sinilah akhirnya mereka mengetahui, bahwa katak ini tidak bisa mendengar alias TULI.
“Di atas tadi, aku sempat melihat bahwa semua memberikan dukungan untukku, itulah yang memberikan tenaga tambahan hingga aku bisa mencapai puncak” kata katak pemenang itu dengan polosnya.
Padahal sedari tadi para pendukung hanya memberikan hujatan agar segera menyerah! Sekian.
Jadi, Mengapa harus jadi katak yang Tuli?
Karena, setiap insan pasti punya mimpi! Jangan karena orang lain tidak percaya akan kemampuanmu itu membuatmu kehilangan mimpimu. Tetap semangat mengejar mimpi!! Jadilah katak yang TULI! 🙂
“If you think you will then you will!”
“If you think you can then you can!”
(Indaahwe)